Kitab
Itihasa, Purana, Agama, Tantara, darsana
dan kitab Upanisad
I.
PENDAHULUAN
Sebagaimana di jelaskan bahwa
sumber pokok ajaran hindu ada dalam weda yang merupakan kitab utama,Weda adalah
kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia.
Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu banyak.
maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Weda
Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk menamakan semua
jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang telah berkembang
dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana yang akan di jelaskan di makalah ini.
II.
Kitab Itihasa dan Purana
1. Kitab Itihasa
Kitab
Itihasa termasuk kelompok Upaweda. Kata Itihasa, berasal dari iti-ha-asa, artinya sesungguhnya kejadian itu
begitulah nyatanya. Nama Itihasa pada mulanya diberikan oleh penulis kitab
Mahabharata, pada bagian Adi Parwa, yaitu Bhagawan Byasa. Itihasa adalah kitab
epos atau wiracarita, yang menceritrakan sejarah perkembangan raja-raja dan
kerajaan Hindu di masa lampau. Itihasa merupakan karya sastra yang bersifat
spiritual, di mana ceritranya penuh fantasi, romantis,kewiraan dan mythologi.
Kitab Itihasa
terdiri dari Ramayana dan Mahabharata Kitab Ramayana digubah oleh Maharesi
Walmiki. Kitab ramayana ini terdiri dari atas 48.000 baitnpenyusunya mungkin
pada abad ke 5 SM[1].
Kitab
Ramayana merupakan salah satu Itihāsa yang terkenal. Kitab Ramayana terdiri
dari 24.000 sloka dan memiliki tujuh bagian yang disebut Sapta Kanda. Setiap
Kanda merupakan buku tersendiri namun saling berhubungan dan melengkapi dengan
Kanda yang lain. Kitab Ramayana disusun oleh Rsi Walmiki.
Daftar kitab Ramayana:
a.
Balakanda
b.
Ayodhyakanda
c.
Aranyakanda
d.
Kiskindhakanda
e.
Sundarakanda
f.
Yuddhakanda
g.
Uttarakanda
|
Disamping
Ramayana, lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh Maharesi Wyasa.
Isinya adalah kisah peperangan antara Pandhawa dengan Korawa dan kemenangan ada
dipihak Pandhawa. Njadi himpunan tertulis di dalam bentuk yang ada sekarang ini
ialah sekitar abad ke 2 SM satu hal yang menonjol adalha pembagian masyarakat
menjadi 4 kasta . Bersifat hirarkis vertikal yaitu brahmana, waisya, dan sudra,
Kitab Mahabharata terdiri dari 18 Parwa disebut Astadasa Parwa.
Daftar Kitab Mahabarata:
1.
AdiparwaSabhaparwa
2.
Wanaparwa
3.
Wirataparwa
4.
Udyogaparwa
5.
Bhismaparwa
6.
Dronaparwa
7.
Karnaparwa
8.
Salyaparwa
|
9.
Sauptikaparwa
10. Striparw
11. Santipa
12. Anusasanapar
13. Aswamedikaparwa
14. Asramawasikaparw
15. Mosalaparwa
16. Prasthanikaparwa
17. Swargarohanaparwa
|
2. Kitab Puran
Purana
adalah bagian dari kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan
kisah-kisah zaman dulu. Kata Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno.
Penulisan kitab-kitab Purana diperkirakan dimulai sekitar tahun 500 SM.
Terdapat delapan belas kitab Purana yang disebut Mahapurana.
Adapun kedelapan belas kitab tersebut yakni:
1.
Matsyapurana
2.
Wisnupurana
3.
Bhagawatapurana
4.
Warahapurana
5.
Wamanapurana
6.
Markandeyapurana
7.
Bayupurana
8.
Agnipurana
9.
Naradapurana
|
10. Garudapurana
11. Linggapurana
12. Padmapurana
13. Skandapurana
14. Bhawisyapurana
15. Brahmapurana
16. Brahmandapurana
17. Brahmawaiwartapurana
18. Kurmapurana
|
Kitab
purana berisi tentang mitologi dan
dongeng dongeng kuno yang hidup di kalangan kesatria, sedangkan naskah purana berisi tentang silsilah para dewa. Cerita ini
disampaikan oleh para sutra(juru bicara) pada waktu upacara korban di
selenggarakan di kerajaan, ternyata para brahmana telah mampu memasukan
pengaruh dan pahamnya melalui cerita-cerita ini yang sudah di bakukan. Di
antara isinya yang terpenting adalah sarga, ajaran penciptaan alam pada tahap
mula, dan pratisarga, yaitu tentang terciptanya alam pada tahap yang kedua[2].
Pada umumnya Purana memuat lima (5) hal yang menjadi corak khusus, yang
disebut Pancalaksana,yaitu:
a. Sarga, yaitu
penciptaan alam semesta.
b. Pratisarga, yaitu
penciptaan kembali dunia, setiap kali dunia yang ada itu lenyap. Berlangsungnya
dunia ini hanyalah satu hari Brahma.
c. Wamsa, yaitu asal
usul para dewa dan para Resi.
d. Manwantarani, yaitu
pembagian waktu satu hari Brahma dalam 14 masa. Dalam tiap-tiap masa itu
diciptakanlah manusia baru sebagai turunan Manu, manusia pertama.
e. Wamsanucarita,
yaitu sejarah raja-raja yang memerintah
di dunia.
III.
Kitab Agama Tantra dan
Darsana
A. Kitab Agama
Kitab-kitab
agama mengajarkan penyembahan Tuhan dalam manifestasi tertentu. Ada tiga macam
kitab agama yaitu: Saiwa Agama, Waisnawa Agama, dan Sakta Agama. Saiwa Agama mengantarkan
orang pada ajaran Saiwa Sidhanta dan Pratyabhijna. Dalam ajaran Saiwa Agama
orang memuja siwa sebagai Tuhan yang tertingggi dalam bermacam-macam wujud.
Ajara kekuatan dewan Saiwa Sidhanta amat besar peranannya dalam perkembangan
Agama Hindu di Indonesia. Waisnawa Agama, Tuhan di puja sebagai Wisnu dan pada
Sakta Agama, Tuhan di puja sebagai Dewi, Ibu Dunia sebagai Sakti
B. Kitab Tantra
Mengenai
tantraada anggapan bahwa naskah atau kitab tersebut diberikan oleh shiwa untuk
agama hindu untuk zaman kali-yuga sekaranga ini (satu kalpa terbagi menjadi
1000 mahayuga dan ssetiap mahayuga terdiri dari empat yuga, yaitu krta-yuga,
Trta yuga, Dvapara yuga, Kali yuga) penyusuny dilakukan oleh para rhesi. Kitab
ini penuh dengan ajaran-ajaran rahasia dan sulit di pahami maksudnya. Pada
garis besrnya isi kitab tantra tentang penciptaan dunia, dan dialog antara siwa
dengan sakti(istrinya) yaitu parawati yang menempati kedudukan terpenting
sebagai inti[3].
Kata
Sansekerta dari Tantra artinya "memperluas", Berbeda dengan agama
Hindu pada umumnya, sebagian dari Tantra percaya kepada kenikmatan hidup
material. Tidak seorangpun mengetahui secara tepat kapan Tantra mulai atau
Mahareshi mana yang memulainya. Bukti menunjukkan bahwa Tantrisme ada selama
zaman Weda. Bahkan Sankara menyebut keberadaannya dalam bukunya Saundarya
Lahari. Ada sekitar seratus delapan buku mengenai Tantra. Tantrisme dan
Saktiisme hampir satu dan sama. Dalam Tantrisme, Istadewa yang dipuja adalah
Siwa-Sakti, kombinasi dari Siwa dan saktinya Parwati. Tantra adalah satu sistem
dari praktek-praktek yang dipergunakan untuk meningkatkan spiritual.
C. Kitab Darsana
Kata
Darsana berasal dari akar kata drś yang bermakna "melihat", menjadi
kata darśana yang berarti "penglihatan" atau "pandangan". Dalam
ajaran filsafat hindu, Darsana berarti pandangan tentang kebenaran.
Sad
Darśana berarti Enam pandangan tentang kebenaran, yang mana merupakan dasar
dari Filsafat Hindu. Kitab kitab yang
lain yang khusus mengajarkan filsafat Hindu adalah termasuk kelompok kitab
Darsana. Kitab Darsana yang mengakui kekuasaan Weda dan mendasarkan ajarannya
pada Upanisad ada enam Darsana disebut Sad Darsana. Keenam Darsana itu yaitu:
Samkhya, Yoga, Waisesika,
Nyaya, Mimamsa dan Wedanta.
IV.
Kitab Upanisad
Uphanisad
berisikan tentang bahasan yang mistik dan filosofis tentang brahman, dan
kejadian alam semesta, diri, jiwa dan atman serta cara memulangkan atman
kedalam brahman Jumlahnya amat banyak,
lebih dari 200 judul ada juga yang mengatakan jumlahnya 108 buah dan banyak di
antaranya berasal dari jaman yang tidak terlalu tua, dari 108 hanya 16 yang di
akui otentik yaitu: katha,isha, kena, prasna, anduka mandukya,
taitriya,aitareya, chandogya,bridahardayaka, kaivalaya, svetasvatara arsheya,
satapatha, kaushitaki, dan Jaiminiya[4].adapun
penyusunanya terjadi di perkirakan antara tahun 600 dan 300 SM[5].
Adapun
Kata Upanisad itu diturunkan dari kata Upa dan ni, artinya dekat, di
dekatkannya dan sad, artinya duduk. Jadi kata itu artinya duduk dekat artinya
duduk di dekat seorang guru untuk menerima daripadanya pandangan atau
pengetahuan yang lebih tinggi[6].
Uphanisad
juga merupakan kesimpulan dari kitab-kitab Aranyaka,karena itu upanisad disebut
Vedanta, Vedanta tidak hanya berarti akhir dari Veda tetapi uga merupakan
puncak tertinggi dari dari ajaran Veda. Kitab Upanisad memberikan pemaparan
tentang rahasia teringgi terhadap umat manusia.
V.
KESIMPULAN
Kitab itihasa artinya sesungguhnya
kejadian itu begitulah nyatanya. Kitab Itihasa terdiri dari Ramayana dan
Mahabharata, sedngkan Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno
Terdapat delapan belas kitab Purana
yang disebut Mahapurana
Kitab-kitab agama mengajarkan penyembahan Tuhan dalam manifestasi tertentu.
Ada tiga macam kitab agama yaitu: Saiwa Agama, Waisnawa Agama, dan Sakta Agama,
adapun Kata Sansekerta dari Tantra artinya
"memperluas" namun Pada garis besrnya isi kitab tantra tentang
penciptaan dunia, dan dialog antara siwa dengan sakti, Sad Darsana berarti Enam
pandangan tentang kebenaran, yang mana merupakan dasar dari Filsafat Hindu.
Sedangkan Uphanisad itu, artinya duduk di dekat seorang guru untuk menerima
daripadanya pandangan atau pengetahuan yang lebih tinggi, yang merupakan
penyempurna dari kitab veda adapaun berisikan tentang bahasan yang mistik dan
filosofis tentang brahman, dan kejadian alam semesta, diri, jiwa dll.
Daftar Pustaka
Ø A.B Keith, The
Religion and Philosophi of Veda and Upanisads.
Ø A.G Honig Jr. Ilmu
Agama.(Jakarta: Gunung Mulia, 2005)
Ø Ali
Mukti.Agama-Agama di Dunia
(Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga Press,1988)
Ø Sou’yb ,Joesoef.
Agama-Agana Dunia.(Jakarta:PT. Al Husna Zikra1996)
Ø Umar,
Munim.Agama-Agama di Dunia (Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga Press,1989)
Ø Arifin, HM,Prof,
M.Ed. Menguak Misteri Agama-Agama Besar.(Jakarta: pt golden Terayon Press,1995)
[1]Sou’yb,Joesoef. Agama-AganaDunia.(Jakarta:PT. Al
Husna Zikra1996)h.35.
[2]Umar Munim,Drs,H.Agama-Agama di Dunia(Yogyakarta:IAINSunanKalijaga
Press,1988). h.58
[3]Ali Mukti.Agama-Agama diDunia(Yogyakarta:IAINSunanKalijaga
Press,1988). h.58.
[5] A.B Keith, The Religion and Philosophi of
Veda and Upanisads, h. 489.
[6]A.G Honig Jr. Ilmu Agama.(Jakarta: GunungMulia,
2005).h.110.
0 komentar:
Posting Komentar